Sejarah Flower City Casuals
PERBEDAAN SESUNGGUHNYA BISA MENYATUKAN KITA
Berbicara mengenai perbedaan, kita ini tidak ada keterpisahan, yang
ada adalah perbedaan, yang penting kebersamaan. Semua ini timbul dari
percaya diri yang positif, kita sama-sama bagian dari Persib kami
Bobotoh.
kita sama-sama berdiri di tribun, berteriak, bersorak dalam satu
rumah yaitu stadion dimana kita meluapkan emosi secara bersamaan, dan
ketika kalah kita pun tertunduk sama-sama.
Sering kita mendengar bahwa sesuatu yang berbeda itu sulit untuk
disatukan, bahkan mungkin tidak akan pernah bisa disatukan. Banyak kita
dengar bahwa perbedaan mengantarkan kita pada keterpisahan. Seumpama
minyak dan air, kedua cairan ini tak dapat disatukan meskipun kita telah
mengaduknya agar tercampur. Padahal bisa kedua cairan itu bersatu,
tetapi membutuhkan sabun untuk menyatukannya. Ya, sabun sebagai
penyambungnya yaitu PERSIB . dengan nama Persib kita bersatu, walaupun
perbedaan ini sedikit membatasi.
Sebenarnya perbedaan tak mesti kita satukan dan kita seragamkan.
Perbedaan menciptakan harmoni yang indah ketika di dalam stadion, kita
berlomba dalam perbedaan dengan kreatifitas yang kita punya tanpa ada
gesekan yang membuat kreatifitas itu tidak terbentuk.
“Sesuatu perbedaan yang ada di antara kita adalah hal yang sesungguhnya bisa menyatukan kita”
Mari kita jaga rumah kita, mari kita jaga ke kondusifan di dalam rumah kita yaitu stadion dan jaga nama baik PERSIB.
- Kami BOBOTOH -
ABOUT ULTRAS
Ultras pada mulanya bertapak di Itali dan berasal dari perkataan Itali
‘oltre’ yang membawa maksud ‘beyond’ atau dalam bahasa melayunya di luar
kotak atau melebihi segala-galanya. Menunjukkan di sini, Ultras tidak
sama dengan penyokong biasa. Ultras mahukan satu kelainan dan perbezaan
di dalam menyokong serta sanggup melakukan apa sahaja demi pasukan yang
di sokong sehingga boleh meragut nyawa sendiri.
Seseorang Ultra tidak mempunyai nama dan pengenalan diri. hanya rakan
terdekat yang mengenalinya. Seseorang Ultra akan sentiasa menutup
mukanya di stadium dan sememangnya tidak mahu dikenali oleh sesiapa.
Pakaian seseorang ultra melambangkan mereka tidak mengikut trend masa
kini dan lebih selesa bersama hoodie atau jacket hitam yang menutup imej
mereka.
Ultras sanggup meredah hujan dan panas terik untuk datang lebih awal
sebelum pasukan yang di sokong memulakan perlawanan. Dengan kata lain.
Ultras lah golongan pertama akan tiba di stadium. Ultras Sanggup
meninggalkan keluarga, pekerjaan, pengajian dan kawan-kawan biasa demi
panji yang mereka wakilkan. Ramai yang kehilangan kerja, bercerai, gagal
dalam peperiksaan, menjadi miskin. Ribuan duit habis setiap tahun untuk
membeli tiket, flare, membuat choreo dan sebagainya. Ini lah penyokong
bola sepak yang sebenar.
Di dalam diri seseorang Ultra, terdapat emosi dan keghairahan menyokong
yang tidak dapat di rungkai dengan kata. Hanya yang terlibat akan
merasai kelainannya dan tidak akan difahami langsung oleh orang biasa.
Ultras tidak mengajak orang lain untuk bersamanya tetapi ia timbul dalam
niat dan hati masing-masing untuk bersama berjuang bersama Ultras.
Ultras juga cukup lali dengan kritikan dan cacian dari pelbagai pihak
termasuk pihak media, ahli politik dan polis. Namun semangat Ultras
tidak pernah sekali pun luntur untuk terus menyokong pasukan mereka
hingga ke akhir hayat.
Bola Sepak membuatkan Ultras ini cukup bersatu di bawah satu panji.
sanggup berkongsi makanan. sanggup berkongsi rokok dan langsung tidak
pernah hirau tentang duit yang mereka keluarkan. Kerana semangat di
antara mereka adalah lebih penting dari segala-galanya. Jika salah
seorang di landa masalah. Semuanya akan turut bermasalah.
Ultras ini cukup terkenal dengan fanatik mereka yang terlampau gila di
dalam bola sepak. Hanya yang betul-betul gila akan menyertai Ultras dan
mereka sanggup membuat apa-apa perkara yang di luar jangkaan setiap kali
menyokong pasukan mereka. Pyro,Choreo, Tifo, Corteo serta macam-macam
lagi yang akan mereka lakukan untuk membentuk Suasana sebenar menyokong
dalam bola sepak.
Ada yang mengatakan Ultras adalah golongan yang jahat dan kejam. Namun
semua itu adalah salah sama sekali. Ultras pada mata orang lain adalah
tukang gaduh. Tetapi sebenarnya. Ultras lah yang menjadi benteng
pertahanan utama dan mewakili semua penonton yang lain untuk
mempertahankan panji mereka. Ultras akan bertindak jika mereka di
serang. Dengan kata lain. Jika anda mencari pasal dengan Ultras. Itu
satu silap yang besar. Ultras bukan bergaduh sesuka hati. Tetapi adalah
demi sayang dan cinta mereka yang tidak berbelah bahagi kepada bola
sepak.
Apakah itu Flower city casual ?
Sebelum kita membahas apa itu FCC, ada baiknya untuk dulu apa itu
Casuals Culture, tentu saja karena menggunakan bahasa inggris, Casuals
Culture pertama kali berkembang di Inggris, tepatnya Liverpool akhir
tahun 70-an dan awal 80-an, dimana konflik antar pendukung klub di
Inggris tengah panas-panasnya, sehingga akses para pendukung sepakbola
untuk memasuki bar dan melakukan perjalanan tandang semakin sulit akibat
larangan dari otoritas setempat dan ancaman pendukung klub lawan. Sejak
itu, produk sandang dari desainer terkemuka di Inggris seperti
Burberry, Stone Island, CP Company, Sergio Tacchini, Fila, Trainers
Adidas Originals, Ellesse, Scott & Lyle menjadi pilihan alternatif
pengganti jersey dan merchandise klub yang dinilai terlalu berbahaya untuk dipakai, disamping itu infiltrasi ke kelompok saingan pun semakin mudah dilakukan.
Lalu bagaimana dengan kultur skinhead dan hooliganisme? Banyak orang yang mengidentikan casuals dengan kultur skinhead dan hooligan, kultur casuals memiliki keterkaitan dengan kultur skinhead, karena pada awal kemunculannya kultur ini kaum skinhead lah yang memilih berpakaian tanpa warna klub di stadion, mereka memilih menggunakan boots martens dan perry kebanggaan mereka di tribun namun pada saat itu otoritas disana mengidentikan skinhead dengan perusuh sepakbola. hingga ada penitipan paksa boots sebelum masuk ke tribun stadion, karena tahu sendiri akibatnya jika sol Martens mendarat di wajah. Sehingga penampilan sporty ala petenis kondang saat itu menjadi pilihan cerdas, casuals sendiri menyatukan banyak subkultur dalam kultur sepakbola. Berbagai genre musik dari post punk, oi!, new wave, hardcore hingga britpop identik dengan kultur Casuals.
Lalu apa hubungannya dengan hooliganisme? Hmmmà sebenarnya saya menghindari term hooligan dalam bahasan ini, karena hooligan adalah term yang diciptakan media untuk perilaku yang buruk dalam kultur pendukung sepakbola seperti perkelahian antar pendukung sepakbola, pengrusakan fasilitas umum, dll., beberapa Casuals memang mempraktikan hooliganisme dalam aktivitasnya, oleh karena itu saya sangat menghindari term hooligan di ranah ini.
Kultur Casuals masuk ke ranah budaya pop saat sineas tertarik untuk mengangkatnya pada layar lebar, sebt saja The Firm 1984, I.D, Cass, The Rise of Footsoldier, Green Street I & II, Football Factory, Awaydays dan The Firm 2009 dan beberapa judul lainnya. Diantara banyak film tersebut, menurut saya The Firm dan Awaydays lah yang paling mendekati kultur Casuals, dimana unsur
fesyen sebagai bagian dari kultur Casuals sangat ditonjolkan oleh sang pembuat film.
FCC as local casuals
Lalu apa itu FCC? FCC merupakan kependekan dari Flowers City Casuals, yang maknanya kurang lebih sebagai Casuals dari Kota Bandung, berawal dari kesukaan akan budaya inggris, hoby bergaya dengan brand eropa dan kecintaan pada Persib Bandung, sekitar tahun 2005 berdirilah FCC. Berbeda dengan klub penggemar Persib Bandung lainnya, FCC tidak memiliki struktur organisasi dan keanggotaan formal.
Dimanakah FCC bisa ditemui? Oya, kami selalu berada di sisi utara Stadion Siliwangi di setiap laga tandang, jangan berharap mendapatkan koreografi yang indah disini, apa lagi berharap bisa bernyanyi bersama chants ôUwa û Eweö atau ô******Bonek sama Sajaö, karena kami tidak seperti itu, kami berbeda dengan pendukung militan dari bagian timur pulau jawa tersebut, tak ada panglima, tak ada koreografi, mungkin hanya flare terbakar, chants dan caci-maki terhadap klub lawan yang akan didapatkan disini.
Diluar tribun, kami bisa ditemui pada waktu-waktu tertentu, seringkali pada siaran langsung laga tandang Persib Bandung ataupun bigmatch Premier League berlangsung, di kedai seputaran kota Bandung yang menjual bir dengan harga yang tidak terlalu mahal dan menyiarkan tayangan langsung sepakbola, selain PERSIB, obrolan tentang items casuals pun menjadi perbincangan seru diantara kami, info tentang lapak Trainers Adidas Originals ataupun secondhand jaket Sergio Tacchini, Fila, Slazenger menjadi tema penting. beberapa diantara kami adalah penganut taat paham Straight Edge, dan kami respek dengan itu semua.
Ada hal-hal yang sangat dibenci oleh FCC di tribun Stadion, memakai jersey atau merchandise klub yang tidak ada hubungannya dengan pertandingan saat itu, apalagi ditambah dengan tidak menggunakan alas kaki (karena kami menganggap setiap laga Persib adalah seremonial suci yang harus sangat dihargai, bayangkan saja kamu datang ke pesta perkawinan tanpa alas kaki) dan menyanyikan lagu persahabatan antara dua grup pendukung sepakbola dengan embel-embel ôSatu Hatiö WTF! Dan satu lagi, membawa gitar ukulele di tribun, Tai Suci! (maksudnya Holyshit) Apa lagi itu! siapapun bisa menjadi bagian FCC, tentunya mencintai Persib dan kultur Casuals. Bersikap Casuals dan mari bergabung bersama kami disini, di tribun utara!
Lalu bagaimana dengan kultur skinhead dan hooliganisme? Banyak orang yang mengidentikan casuals dengan kultur skinhead dan hooligan, kultur casuals memiliki keterkaitan dengan kultur skinhead, karena pada awal kemunculannya kultur ini kaum skinhead lah yang memilih berpakaian tanpa warna klub di stadion, mereka memilih menggunakan boots martens dan perry kebanggaan mereka di tribun namun pada saat itu otoritas disana mengidentikan skinhead dengan perusuh sepakbola. hingga ada penitipan paksa boots sebelum masuk ke tribun stadion, karena tahu sendiri akibatnya jika sol Martens mendarat di wajah. Sehingga penampilan sporty ala petenis kondang saat itu menjadi pilihan cerdas, casuals sendiri menyatukan banyak subkultur dalam kultur sepakbola. Berbagai genre musik dari post punk, oi!, new wave, hardcore hingga britpop identik dengan kultur Casuals.
Lalu apa hubungannya dengan hooliganisme? Hmmmà sebenarnya saya menghindari term hooligan dalam bahasan ini, karena hooligan adalah term yang diciptakan media untuk perilaku yang buruk dalam kultur pendukung sepakbola seperti perkelahian antar pendukung sepakbola, pengrusakan fasilitas umum, dll., beberapa Casuals memang mempraktikan hooliganisme dalam aktivitasnya, oleh karena itu saya sangat menghindari term hooligan di ranah ini.
Kultur Casuals masuk ke ranah budaya pop saat sineas tertarik untuk mengangkatnya pada layar lebar, sebt saja The Firm 1984, I.D, Cass, The Rise of Footsoldier, Green Street I & II, Football Factory, Awaydays dan The Firm 2009 dan beberapa judul lainnya. Diantara banyak film tersebut, menurut saya The Firm dan Awaydays lah yang paling mendekati kultur Casuals, dimana unsur
fesyen sebagai bagian dari kultur Casuals sangat ditonjolkan oleh sang pembuat film.
FCC as local casuals
Lalu apa itu FCC? FCC merupakan kependekan dari Flowers City Casuals, yang maknanya kurang lebih sebagai Casuals dari Kota Bandung, berawal dari kesukaan akan budaya inggris, hoby bergaya dengan brand eropa dan kecintaan pada Persib Bandung, sekitar tahun 2005 berdirilah FCC. Berbeda dengan klub penggemar Persib Bandung lainnya, FCC tidak memiliki struktur organisasi dan keanggotaan formal.
Dimanakah FCC bisa ditemui? Oya, kami selalu berada di sisi utara Stadion Siliwangi di setiap laga tandang, jangan berharap mendapatkan koreografi yang indah disini, apa lagi berharap bisa bernyanyi bersama chants ôUwa û Eweö atau ô******Bonek sama Sajaö, karena kami tidak seperti itu, kami berbeda dengan pendukung militan dari bagian timur pulau jawa tersebut, tak ada panglima, tak ada koreografi, mungkin hanya flare terbakar, chants dan caci-maki terhadap klub lawan yang akan didapatkan disini.
Diluar tribun, kami bisa ditemui pada waktu-waktu tertentu, seringkali pada siaran langsung laga tandang Persib Bandung ataupun bigmatch Premier League berlangsung, di kedai seputaran kota Bandung yang menjual bir dengan harga yang tidak terlalu mahal dan menyiarkan tayangan langsung sepakbola, selain PERSIB, obrolan tentang items casuals pun menjadi perbincangan seru diantara kami, info tentang lapak Trainers Adidas Originals ataupun secondhand jaket Sergio Tacchini, Fila, Slazenger menjadi tema penting. beberapa diantara kami adalah penganut taat paham Straight Edge, dan kami respek dengan itu semua.
Ada hal-hal yang sangat dibenci oleh FCC di tribun Stadion, memakai jersey atau merchandise klub yang tidak ada hubungannya dengan pertandingan saat itu, apalagi ditambah dengan tidak menggunakan alas kaki (karena kami menganggap setiap laga Persib adalah seremonial suci yang harus sangat dihargai, bayangkan saja kamu datang ke pesta perkawinan tanpa alas kaki) dan menyanyikan lagu persahabatan antara dua grup pendukung sepakbola dengan embel-embel ôSatu Hatiö WTF! Dan satu lagi, membawa gitar ukulele di tribun, Tai Suci! (maksudnya Holyshit) Apa lagi itu! siapapun bisa menjadi bagian FCC, tentunya mencintai Persib dan kultur Casuals. Bersikap Casuals dan mari bergabung bersama kami disini, di tribun utara!